Sabtu, Agustus 15, 2009
Marhaban Ya Ramadhan ...
Hadits-Hadits Shahih tentang Amalan-amalan yang diperintahkan dalam Ramadhan :
1. Dari Abu Hurairah radhiallahu `anhu, dia bercerita, Rasulullah shallallhu `alayhi wasallam bersabda, "Setiap amal anak Adam akan dibalas berlipat ganda. Kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya sampai 700 kali lipat. Allah Ta`ala berfirman, `Kecuali puasa, di mana puasa itu adalah untuk diri-Ku dan Aku akan membalasnya. Dia meninggalkan nafsu syahwat dan makanan demi diri-Ku. Dan orang yang berpuasa itu memiliki 2 kegembiraan; kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat berjumpa dengan Rabbnya. Dan sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi"
(HR. al-Bukhari dan Muslim, lafazh di atas bagi Muslim)
Subhanallah, dalam 1 hadits ini saja begitu banyak keutamaan dari puasa...
2. Rasulullah shallallahu `alayhi wasallam bersabda, "Puasa dan al-Quran itu akan memberi syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak. Di mana puasa akan berkata, `Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makanan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya`. Sedangkan al-Quran berkata, `Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya`." Beliau bersabda, "Maka keduanya pun memberikan syafaat"
(HR. Ahmad, al-Hakim, dan Abu Nu`aim, shahih.)
3. Dari Sahl bin Sa`ad radhiallahu `anhu, dari Nabi shallallahu `alayhi wasallam, beliau bersabda, "Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat 1 pintu yang diberi nama ar-Rayyan. Dari pintu itu orang-orang yang berpuasa akan masuk pada hari kiamat kelak. Tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu selain mereka saja. Dan jika mereka telah masuk, maka pintu itu akan ditutup sehingga tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut."
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Tambahan dalam riwayat an-Nasa`i : "Barangsiapa yang masuk niscaya ia minum, dan barangsiapa yang minum niscaya ia tidak akan haus selama-lamanya" (shahih)
4. Rasulullah shallallahu `alayhi wasallam bersabda :
"Barangsiapa memberi buka puasa kepada orang yang sedang berpuasa maka ia mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa dengan tidak mengurangi pahala orang berpuasa sedikitpun”. (Hadits riwayat Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dan menshahihkannya Tirmidzi).
Semoga Allah SWT mempertemukan kita dengan Ramadhan... Amin.
Rabu, April 01, 2009
Informasi Persyarikatan
Kepribadian Muhammadiyah
Latar Belakang Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah
1. Adanya kekaburan terhadap pemahaman Agama Islam di kalangan Muhammadiyah, termasuk di kalangan para aktifis Muhammadiyah., khususnya para penerus perjuangan Muhammadiyah, lebih-lebih di kalangan pengella amal usaha.
2. Memudarnya semangat perjuangan terjadinya penyimpangan gerak langkah Muhammdiyah disebabkan ketidakjelasan arah, tujuan terhadap cita-cita perjuangan Muhammadiyah di kalangan anggota khususnya pada generasi penerus Muhammadiyah.
3. Adanya ketidakfahaman akan kepribadian Muhammadiyah pada para penerus perjuangan Muhammadiyah, menyebabkan mereka terombang-ambing oleh gerakan-gerakan dan paham agama yang berkembang dalam masyarakat.
4. Masuknya pengaruh luar yang tidak sesuai dengan ruh, cita-cita semangat perjuangan Muhammadiyah yang menyebabkan kelesuan / melemahkanya dedikasi, hilangnya loyalitas terhadap cita-cita perjuangan Muhammadiyah, sikap – mental yang materialistic, penyimpangan arah perjuangan Muhammadiyah..
5. Ceramah / uraian KH Faqih Usman yang berjudul “Apakah Muhammadiyah itu ?” dalam sebuah Kursus Pimpinan Muhammadiyah di bulan Ramadhan tahun 1381 H, di Yogyakarta, yang diikuti oleh Pimpinan Muhammadiyah dari seluruh Indonesia..
Kronologi Lahirnya Kepribadian Muhammadiyah dan Pelaksanannya
- Pada Muktamar Muhammadiyah (darurat) tahun 1946 di Yogyakarta, telah diterima rumusan “Muqdimah AD Muhammadiya” yang disusun oleh Ki Bagus Hadikusumo (Ketua PB Mhammadiyah 1942 – 1953), kemudian disempurnakan dan disahkan dalam Sidang Tanwir 1951 , yang merupakan amanat Muktamar ke 31 tahun 1950 di Yogyakart.
- Pada Muktamar ke 33 tahun di Palembang telah disahkan rumusan ‘Khiththah Muhammadiyah”
- Pada Muktamar ke 35 (setengah abad) tahun 1962 di Jakarta, disahkan rumusan Kepribadian Muhammadiyah.
- Pada Muktamar ke 37 tahun 1968 di Yogyakarta disah keputusan tentang tajdid di bidang ideology meliputi (a) Ideologi (Matan Cita-cita dan Keyakinan hidup Muhammadiyah = MKCH), (b) Khiththah Perjuangan. Gerak dan amal usaha Organisasi.
- Pada Muktamar Muhammadiyah ke 38 tahun 1971 di Ujung Pandang (Makassar) disahkan keputusan tentang ‘Peningkatan Muhammadyah Sebagai Gerakan Dakwah Islam.’
- Pada Muktamar Muhammadiyah ke 39 tahun 1975 di Padang telah disahkan keputusan tentang program ‘Peningkatan Dakwah Muhammadiyah’
Perumus Kepribadian Muhammadiyah ;
Konsep awal kepribadian Muhammdiyah dilontarkan oleh KH Faqih Usman dalam sebuah kursus pimpinan yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah dan diikuti oleh pimpinan Muhammadiyah seluruh Indonesia pada bulan Ramadhan 1381 H di Yogyakarta. Pada waktu itu KH Faqih Usman memberikan kuliahnya dengan judul “ Apakah Muhammadiyah itu?’
Konsep itu kemudian disempurnakan oleh sebuah tim yang anggotanya adalah ;
- KH Faqih Usman.
- Prof. H.Farid Makruf,
- H.Djarnawi Hadikusumo,
- M. Djindar Tamimy,
- Dr. Hamka,
- KH R. Muhd Wardan Diponingrat,
- M. Saleh Ibrahim
Pengertian dan Fungsi Kepribadian Muhammadiyah
- Fungsi Kepribadian Muhammadiyah adalah untuk menjadi landasan, pedoman dan pegangan para pemimpin, aktifis dan anggota Muhammadiyah dalam menjalankan roda organisasi, gerakan dan amal usaha agar tidak terombang-ambing oleh pengaruh luar dan tetap istiqomah kepada cita-cita dan perjuangan Muhammadiyah serta cara memperjuangkan cita-citanya. Artinya tidak terpengaruh oleh paham-paham agama lain, ideologi-ideologi lain, aliran-aliran agama lain, isme-isme, gerakan-gerakan politik, gaya hidup, kebudayaan dan peradaban non muslim serta cara berpikir non muslim (seprti cara berpikir Barat, sekuler, liberal dsb)
- Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam.
- Maksud geraknya ialah Dakwah Islam dan amar makruf dan nahi mungkar yang ditujukan kepada dua bidang ; (1) perorangan dan (2) masyarakat.
- Dakwah dan amar makruf dan nahi mungkar pada bidang yang pertama (1) kepada perorangan, terbagi pada dua golongan ; (a) kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengembalikan ajaran Islam kepada yang asli murni. (b) kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.
- Dakwah dan amar makruf nahi mungkar yang kedua (2) kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan serta peringatan.
- Metode pelaksanannya dengan cara bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah semata.
- Tujuannya, dengan metode itu (amar makruf an nahi mungkar) dengan caranya masing-masing yang sesuai dengan Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju “terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”
- Hidup manusia itu berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah SWT.
- Hidup manusia bermasyarakat.
- Mematuhi ajaran-ajaran Agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat
- Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepa Allah dan ihsan kepada kemanusian.
- Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
- Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.
3. Pedoman Amal Usaha Muhammadiyah
- Berpegang teguh pada ajaran Allah dan RasulNya.
- Bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah.
4. Sifat Muhammadiyah.
- Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
- Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
- Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.
- Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
- Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta Dasar dan Falsafah Negara yang sah.
- Amar ma’ruf nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh tauladan yang baik.
- Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan sesuai dengan ajaran islam.
- Bekerja sama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
- Membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah.
- Bersifat adil serta korektif kedalam dan keluar dengan bijaksana..
Walahu’alam bishshawa-b.